Kamis, 25 November 2010

Gorontalo by ANTARA News

Psikolog keluarga dan anak di Gorontalo Rusdiah Agustina mengingatkan para remaja untuk mewaspadai fenomena kekerasan dalam masa pacaran (KDP).
“Saat ini sudah sering terjadi KDP dimana sebagian besar korbannya adalah perempuan,” kata Rusdiah.

Pada umumnya, sangat sedikit masyarakat yang tahu adanya kekerasan yang terjadi dalam pacaran, karena sebagian besar menganggap bahwa masa pacaran adalah masa yang penuh dengan hal-hal yang indah.

“Ini adalah salah satu bentuk ketidaktahuan masyarakat akibat kurangnya informasi dan data dari laporan korban mengenai kekerasan tersebut,” tuturnya.
Dia menjelaskan, kekerasan yang sebagian besar korbannya adalah perempuan ini sering diakibatkan adanya ketimpangan antara laki-laki dan perempuan yang dianut oleh masyarakat luas pada umumnya.

“Perempuan menurut pandangan laki-laki biasanya dianggap sebagai makhluk yang lemah, penurut, pasif, sehingga menjadi alasan utama terjadinya perlakuan yang semena-mena,” tambahnya.
Menurutnya, kekerasan yang sering terjadi biasanya terdiri atas beberapa jenis misalnya serangan fisik, mental, ekonomi dan seksual.

“Dari segi fisik misalnya memukul, menendang, ataupun mencubit, untuk segi mental biasanya, cemburu yang berlebihan, pemaksaan, dan perlakuan kasar di depan umum,” katanya. Sedangkan dari segi ekonomi, kekerasan juga bisa terjadi. Misalnya, ada pasangan yang sering meminjam uang atau barang tanpa pernah mengembalikan. Dari segi seksual adalah pasangan yang memaksa pasangannya untuk melakukan hubungan seksual.

“Untuk itu, para remaja harus mewaspadai bibit-bibit kekerasan yang terjadi dalam hubungan mereka, sehingga apabila bibit tersebut mulai terlihat, maka remaja mampu mengambil sikap yang tegas,” jelasnya.

2 komentar:

  1. Mungkin salah satu penyebab banyaknya cewe' yg jadi korban dating violence krn adanya "belief" yg salah bahwa jumlah cewe' lebih banyak daripada jumlah cowo'. Shg ada bbrp cewe' yg merasa sangat "butuh" dg cowo', takut gak kebagian pasangan barangkali, hehe... (krn dianggap ratio'nya kecil). Akibatnya dia rela mengorbankan se-gala-2nya demi mempertahankan si cowo' tsb, walaupun diperlakukan scr tidak benar.
    Padahal ratio cowo' sekarang mulai lebih banyak lho drpd cewe', terutama di Indonesia, hehe... (http://www.antaranews.com/berita/1281964588/penduduk-indonesia-lebih-banyak-laki-laki). So, jangan sampe ada "belief" konyol spt itu :D

    BalasHapus
  2. Masik banyak masyarakat yang menganggap bahwa kekerasan biasany terjadi pada cew meskipun sebernya itu tidak juga selalu benar. Ada juga kekerasan yang terjadi oleh cow.

    Kenyataannya bukan cew yang butuh cow melainkan cow yang butuh ce karena cow tidak bisa hidup tanpa cow. HAHA.....

    BalasHapus